Saat ini kertas sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat terutama bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan juga para pekerja kantor. Selain kertas, penggunaan tissue juga telah menjadi kebutuhan yang hampir sama terbukti dengan ditemuinya tissue di setiap toilet dan rumah makan. Kebutuhan akan kertas semakin meningkat seiring dengan perkembangan apalagi kita terbiasa menggunakan kertas dengan cara yang boros. Hal tersebut tanpa kita sadari, bahwa pada saat yang bersamaan hutan alam kita habis ditebang, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan kertas.
Bayangkan satu rim HVS dapat menghabiskan sebatang pohon berusia minimal 5 tahun. Untuk mendapatkan lembaran kertas berkualitas baik, maka diperlukan campuran sebatang pohon berkayu keras dan sebatang pohon berkayu lunak. Jika dalam sehari seseorang menggunakan 5 lembar kertas, maka dalam sebulan menghabiskan 150 lembar kertas. Dalam setahun, menghabiskan 1800 lembar kertas.
Mari kita bayangkan berapa banyak pohon yang dibutuhkan untuk mahasiswa yang lolos ujian Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di tahun 2007 yang menyediakan 96.000 (sembilan puluh enam ribu) kursi. Jika mahasiswa-mahasiswa tersebut memiliki kebiasaan yang sama seperti mahasiswa yang menjadi contoh kita, yaitu menghabiskan satu rim kertas per bulan, maka secara keseluruhan dibutuhkan 69.120 pohon per tahun. Jumlah ini baru menggambarkan kebutuhan pohon untuk kertas yang digunakan oleh 96.000 mahasiswa di Indonesia per tahun dengan asumsi penggunaan kertas 1 rim per bulan, atau jika mahasiswa-mahasiswa tersebut sedikit berhemat dan mengurangi penggunaan kertas dengan mencetak di dua sisi kertas, maka kebutuhan pohon menjadi 34.560 pohon.
Selain permasalahan-permasalahan di atas masih banyak lagi permasalahan pemborosan kertas yang terjadi di tengah-tengah msayarakat kita, khususnya di sekolah-sekolah. Seperti yang kita ketahui, penggunaan kertas di lingkungan sekolah sangatlah signifikan. Setiap siswa di sekolah menggunakan kertas sebagai media pembelajran mereka, terutama sebagai alat tulis. Tidak jarang siswa yang melakukan pemborosan kertas, banyak di antara mereka yang menggunakan buku mereka tidak sebagaimana mestinya. Dalam satu mata pelajaran saja mereka terkadang menggunakan dua buah buku tulis. Bahkan buku tulis tersebut seringkali digunakan untuk menulis atau menggambar hal-hal yang tidak penting.
Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi pemborosan penggunaan kertas,antara lain sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan selain kertas sebagai pengganti beberapa benda dari kertas. Contohnya mengganti kertas tissue dengan sapu tangan.
2. Perubahan pembelajaran manual menjadi pembelajaran e-learning
Perubahan ini tentunya tidak dilakukan dalam keseluruhan pembelajaran. Siswa tetap mencatat pelajaran di buku tulis mereka, namun dalam pembuatan tugas yang berupa makalah atau laporan dapat dilakukan secara e-learning, yaitu dengan mengumpulkan tugas berupa soft copy ataupun dikirimkan melalui email.
3. Penggunaan kembali kertas yang sudah tidak terpakai
Kertas yang sudah tidak terpakai biasanya langsung saja kita buang, padahal kertas tersebut dapat digunakan kembali oleh kalangan tertentu seperti pedagang sayuran dan gorengan sebagai pembungkus dagangan mereka. Oleh karena itu, kertas kita yang sudah terpakai hendaknya kita berikan kepada pedagang-pedagang tersebut ketimbang dibuang sia-sia.
4. Daur ulang kertas
Kertas yang sudah tidak terpakai dapat di daur ulang kembali menjadi lembaran-lembaran kertas daur ulang dan benda-benda daur ulang lain yang dapat digunakan kembali.
GERUND
14 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar